Artikel 25 April 2015
Sudah menjadi fitrah diri sebagai insan, Ada
saja kealpaan yang diri lakukan.
Perumpamaan orang mukmin ibarat sebatang pokok
yang lentur diombang-ambing angin, kadang hembusan angin merobohkannya, dan
kadang-kadang meluruskannya kembali. Demikianlah keadaannya sampai ajalnya
datang".
[Bukhari : Kitab Al-Mardha Hadist No. 5643,
Muslim No. 7023-7027]
Seperti itulah hakikat insan, memiliki berbagai
kealpaan dan kelemahan diri. Takkan pernah menjadi sempurna. Itu sebabnya diri membutuhkan insan lain yang
bersedia selalu mengingatkan, saling membangun. Saat diri mulai
terombang-ambing oleh hembusan angin ujian. Saat diri hampir terjatuh. Selalu
ada saudara dan sahabat yang mendukung, menyemangati dan menggenggam jemari.
Sesunguhnya seorang mukmin tercipta dalam
keadaan Mufattan (penuh cobaan), Tawwab (senang bertaubat), dan Nassaa' (suka
lupa), (tetapi) apabila diingatkan ia segera ingat".
[Silsilah Hadits Shahih No. 2276].
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata : Kaum Salaf
terdahulu... merasa senang apabila ada yang mengingatkan kesalahan mereka.
Sedangkan kita di zaman ini... Yang paling kita benci adalah orang yang
mengingatkan kesalahan kita. Ini adalah tanda lemahnya iman.
[Mukhtashar Minhajul Qashidin hal. 147]
Perlahan muncul gundah dan gelisah ketika insan
lain memberi ingatan tentang kealpaan diri. Mengapa diri malu dalam mengakui
kealpaan dan kedhaifan... padahal hakikat diri adalah takkan pernah sempurna.
Sejatinya ingatan baik seorang saudara ke
saudara lainnya adalah akibat dari cinta (walau teknik penyampaiannya beragam).
Mari menjalin ukhuwah dengan saling menjaga dan saling menyayangi karena Rabb.
Saling menerima dan menebarkan keteduhan jiwa.
Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid² Ibnu Taimiyyah),
jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka²
buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera
mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang
wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua
kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin
dan tenang”.
[Shahih Al Wabilush Shoyyib, antara hal. 91-96,
Dar Ibnul Jauziy]
Saudara syurgaku...
Apa yang lebih indah dari pencapaian suatu masa
kelak, memandang wajah Rabb bersama. Berbaris satu shaf di padang Mahsyar
dengan wajah tersenyum penuh cahaya.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah."
[QS Ali Imron: 110]
#Semangat Tilawah
#Semangat Menjadi Pribadi Indah
-ummu adib-
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
======================================================
Artikel 26 April 2015
Ketaqwaan adalah Segalanya
Berkata Syeikh Utsaimin rahimahullah :
"Tidaklah ada hubungan antara Allah dan
hamba kecuali dengan ketakwaan,
Maka barangsiapa yang lebih bertakwa kepada
Allah maka dialah yang lebih dekat kepada Allah, dan lebih mulia disisi Allah,
Dan kalau demikian, janganlah sekali-kali
engkau sombong
dengan hartamu, kecantikan / ketampananmu,
tubuhmu, anak-anakmu, istanamu, kendaraanmu dan apapun dari bagian dari perkara
dunia ini sedikitpun juga.
Sungguh jika Allah memberikan taufiq kepadamu
berupa ketakwaan, maka itulah keutamaan Allah atas dirimu, maka pujilah Allah
atas hal tersebut, ketahuilah bahwa amalan-amalan itu hanyalah (diterima)
dengan niat, dan hati adalah tempat perputarannya".
(Syarhu Riyadhus Shalihin, Silsilah Durus
Linnisa')
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar