OASE DAKWAH
Kamis, 23 April 2015
Kamis, 23 April 2015
Apa Yang Kita Banggakan?
Oleh: Satria
Oleh: Satria
Sahabat...
Pernahkah sejenak dirimu berfikir,
Apa yang akan kita banggakan di hari perhitungan kelak?
Apakah harta yang melimpah hasil jerih payah?
Ataukah titel seabreg buah dari kuliah yang tak pernah mandeg?
Pernahkah sejenak dirimu berfikir,
Apa yang akan kita banggakan di hari perhitungan kelak?
Apakah harta yang melimpah hasil jerih payah?
Ataukah titel seabreg buah dari kuliah yang tak pernah mandeg?
Sahabat...
Apa yang akan kita banggakan?
Apakah harta itu yang jika banyak akan membuat kita gelisah dan jika kurang sedikit akan menjadikan kita susah?
Ataukah rumah dan istana yang nanti pada masanya akan runtuh dan kembali ke tanah?
Atau mungkin titel dan gelar kebanggaan yang hanya akan ditulis di akte namun tidak di nisan?
Apa yang akan kita banggakan?
Apakah harta itu yang jika banyak akan membuat kita gelisah dan jika kurang sedikit akan menjadikan kita susah?
Ataukah rumah dan istana yang nanti pada masanya akan runtuh dan kembali ke tanah?
Atau mungkin titel dan gelar kebanggaan yang hanya akan ditulis di akte namun tidak di nisan?
Sahabat...
Apa yang akan kita banggakan?
Mungkinkah tubuh kekar yang beberapa tahun lagi akan menjadi lemak yang menjalar?
Ataukah paras rupawan yang sebentar lagi akan menjadi tempat ulat bergelantungan?
Atau mungkin ilmu dan pengetahuan yang sedikit namun seolah sudah seluas lautan?
Apa yang akan kita banggakan?
Mungkinkah tubuh kekar yang beberapa tahun lagi akan menjadi lemak yang menjalar?
Ataukah paras rupawan yang sebentar lagi akan menjadi tempat ulat bergelantungan?
Atau mungkin ilmu dan pengetahuan yang sedikit namun seolah sudah seluas lautan?
Sahabat...
Apa sih yang akan kita banggakan?
Apakah keluarga dan kerabat yang tak sudi menemani kita di kubur tempat istirahat?
Ataukah banyaknya pengikut dan simpatisan yang tak bisa menolong saat hisab walau hanya sekejap?
Apa sih yang akan kita banggakan?
Apakah keluarga dan kerabat yang tak sudi menemani kita di kubur tempat istirahat?
Ataukah banyaknya pengikut dan simpatisan yang tak bisa menolong saat hisab walau hanya sekejap?
Sahabat...
Jika demikian adanya, lalu pantaskah kita membanggakannya?
Pantaskah kita berlaku sombong dan tak mau memperbaikinya?
Lalu apa lagi yang akan kita banggakan?
Jika demikian adanya, lalu pantaskah kita membanggakannya?
Pantaskah kita berlaku sombong dan tak mau memperbaikinya?
Lalu apa lagi yang akan kita banggakan?
Reposted by
®Rumah Dakwah Indonesia
=============================================================
®Rumah Dakwah Indonesia
=============================================================
Ucapan Penghapus Dosa
Ada amalan yang bisa menghapuskan
dosa dan ini termasuk bagian dari praktik ibadah shalat itu sendiri yaitu mengamini
bacaan al-Fatihah imam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَمِنَ الإِمَامُ فَأَمِنُوا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ
تَأْمِيْنُهُ تَأْمِيْنُ المَلَائِكَةِ غَفَرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Apabila imam mengucapkan amiin, maka ucapkanlah amin! Karena
barangsiapa yang aminnya bersamaan dengan aminnya malaikat, maka dia akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(Muttafaqun’alaihi).
Dan masih banyak amalan dalam
shalat yang bisa menjadi penyebab terhapusnya dosa-dosa yang dilakukan oleh
manusia. Adapun amalan-amalan setelah shalat yang juga menghapuskan dosa,
dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya yang
diriwayatkan oleh Imam muslim dalam kitab shahihnya yang artinya:
“Barangsiapa
bertasbih(mengucapkan,”subhanalloh”-ed) setelah shalat 33x, bertahmid
(mengucapkan,”Alhamdulillah-ed) 33x, dan bertakbir(mengucapakan,”Allohu akbar)
33x, maka semuanya berjumlah 99 dan apabila ia menggenapkannya hingga menjadi
100 dengan mengucapkan
لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ
وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Niscaya dosa-dosanya akan
diampuni sekalipun dosa-dosanya itu sebanyak buih di lautan. (HR. muslim)
==========================================================
Bismillaahir rahmaa nir rahiim
Sharing Mutiara Hati
UBAH CARA BERDOA
Dl saat di SMP, ada sebuah
percobaan menarik yang menggunakan garputala.
2 (dua) buah garputala (A &
B) di hadap-hadapkan. Seorang siswa diminta memukul garputala A. Sementara
siswa lainnya mengamati apa yang terjadi dengan garputala B.
Saat itu saya sangat takjub.
Bagaimana tidak, 2 garputala terpisah beberapa cm saling menggetarkan.
Garputala A yang dipukul akan
bergetar, sekaligus menggetarkan garputala B. Yang lebih mengesankan saat
jumlah garputala ditambah. Bunyinya saling menguat & terdengar lebih keras.
Seluruh siswa, termasuk saya
bertanya-tanya, mengapa hal ini bisa terjadi?
Guru sains menjelaskan bahwa
garputala A & B itu bisa saling menggetarkan, karena keduanya memiliki
frekuensi sama. banyak garputala (frekuensi sama) ditambahkan, maka
makin keras bunyi yang dihasilkan.
Penjelasan sang guru
bertahun-tahun lalu itu memotivasi untyk menyelidiki lebih jauh.
Hasilnya:
Oh, ternyata tidak hanya
garputala, namun seluruh isi alam semesta ini akan saling menggetarkan, bila
memiliki frekuensi sama. Ya, kamu tidak salah dengar:
SELURUH ISI ALAM SEMESTA,
Apapun & siapapun. Bila kamu
berpikir / berniat baik, maka kamu akan mengirim pikiran / niat baik ini ke
seantero semesta. Kamu akan menggetarkan pikiran /niat baik lainnya yang ada di
sudut manapun di alam ini.
Sebaliknya, bila kamu berpikir /
berniat jahat, maka kamu akan mengirim pikiran / niat jahat ini ke seantero
semesta. Kamu akan menggetarkan pikiran /niat jahat lainnya yang ada di sudut
manapun di alam ini.
Itulah mengapa saat kamu berpikir
/ berniat baik, kamu akan dijumpai / didekati oleh orang-orang yang berpikiran
sama dan didekati/didoakan oleh para malaikat.
Sebaliknya, saat kamu berpikir /
berniat jahat, kamu akan dijumpai / didekati oleh iblis, syaitan &
antek-anteknya.
Begitulah hukum SALING GETAR.
Hukum tersebut ini yang dimanfaatkan
para pelaku santet, guna-guna dan semacamnya.
Tapi tenang, selama frekuensi
kamu tidak sama dengan frekuensi penyantet, maka kamu akan baik-baik. Dan
inilah yang ingin diutarakan:
DOA ...
Berdoalah yang baik-baik, agar
kamu MENGGETARKAN yang baik juga.
Namun, ada hal tambahan mengenai
doa ini. Begini, berapa banyak kamu berdoa seperti ini,
“Allah… berilah SAYA ini… berilah
SAYA itu.”
Saya yakin banyak diantara kamu
yang berdoa seperti itu.
Doa seperti itu tidak salah, tapi
JANGAN TERLALU BANYAK.
Maksudnya?
Kamu jangan terlalu banyak berdoa
utk dirimu sendiri.
Kok begitu?
Karena kalau kamu berdoa untuk
diri sendiri, maka KAMU TIDAK PERNAH MENGGETARKAN SESUATU / SESEORANG diluar
sana. UBAH DOAMU!
Berdoalah buat kedua orang
tuamu, kerabat, sahabat-sahabat, teman-teman & tetanggamu.
Kirimkanlah doa-doamu kepada
guru-gurumu, murid-muridmu, kepada siapapun dikenal, maupun tidak.
Kamu tahu apa terjadi?
SEMUA BERGETAR DAN SALING
MENGUATKAN.
Dan berita baiknya, bila kamu
berdoa bukan untuk dirimu, tapi berdoa untuk orang lain adalah kamu DIDOAKAN
KEMBALI OLEH MALAIKAT.
Apa doa malaikat untuk kamu?
hadist :
"Doa. seseorang muslim untuk
saudara-nya DI LUAR SEPENGETAHUAN YANG DIDOAKAN, doanya mustajab. Di atas
kepala orang berdoa itu ada malaikat yang ditugaskan, agar supaya setiap
kali berdoa untuk saudara-saudaranya langsung disambut aamiin walaka bimitslin
(semoga diterima dan untukmu sendiri seperti itu)”
(HR Muslim).
(semoga diterima dan untukmu sendiri seperti itu)”
(HR Muslim).
Untuk itu, BERDOA KEPADA SIAPAPUN
TANPA SEPENGETAHUAN ORANG, BEGITU KAMU UBAH DOAMU KEPADA ORANG LAIN, MAKA DOA
ITUPUN UNTUK KAMU JUGA,
maka tidak bisa dibayangkan kalau
kita semua saling mendo'akan yg baik dan terbaik u siapapun
Bukankah negeri dan alam semesta
ini akn dipenuhi dan diliputi gelombang frekuensi yg baik?
Bukankah frekuensi yg baik ini
akn MENARIK DAN MENGGETARKAN frekuensi Rahmat dan frekuensi Kasih dari Allah?
Smg saudara2ku snantiasa
dilimpahi barokahNya
Aamiin yaa kariim
__________________________________
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
============================================================
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
============================================================
Hakekat Kebahagian
Sebuah pertanyaan yang mengusik
relung hati :
"Bagaimana kita bisa hidup
berbahagia...?"
Mari kita dengarkan penjelasan
salah seorang Ulama :
Apabila engkau selalu taat kepada
Robb-Mu...
Kekayaan-mu ada didalam hatimu...
Dan engkau merasa aman di dalam rumah-mu...
Serta engkau merasa cukup dengan penghasilan-mu...
Kekayaan-mu ada didalam hatimu...
Dan engkau merasa aman di dalam rumah-mu...
Serta engkau merasa cukup dengan penghasilan-mu...
Sungguh...!
engkau telah meraih kebahagiaan...
engkau telah meraih kebahagiaan...
Bahkan lebih dari itu...
engkau mendapatkan kedudukan tinggi disisi Robb-mu...
engkau mendapatkan kedudukan tinggi disisi Robb-mu...
Ketahuilah...!
Sesungguhnya kehidupan dunia adalah menipu...
Tidak akan pernah mampu menyamai sedikitpun kehidupan akherat...
Sesungguhnya kehidupan dunia adalah menipu...
Tidak akan pernah mampu menyamai sedikitpun kehidupan akherat...
Maka jadikanlah kehidupan dunia
sebagai usaha dan jalan menuju ketaatan kepada Robb-mu dan jangan engkau
jadikan tujuan hidup-mu...!
Mari sama sama kita dengarkan
wejangan Nabi kita yang mulia tentang hakekat kehidupan...
فقد روى الإمام الترمذي في سننه من حديث عبيدالله بن محصن الخطمي:
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "من أصبح منكم آمنًا في سربه، معافى في
جسده، عنده قوت يومه، فكأنما حيزت له الدنيا"
Bahwasanya Nabi صلى الله عليه و سلم telah bersabda :
Barangsiapa diantara kalian
sampai pagi harinya, aman di rumahnya, sehat di badannya dan memiliki makanan
untuk hari itu maka seakan akan seluruh dunia telah dihimpunkan untuknya.
(HR Tirmidzi dan di
hasankan oleh Syaikh Albany رحمه الله
.)
Oleh : Ustadz Abu Sa'ad Muhammad
Nur Huda
_________________________________
®Rumah Dakwah Indonesia
===========================================================
_________________________________
®Rumah Dakwah Indonesia
===========================================================
Memilih Teman yang Shalih
Dari Wadi'ah Al-Anshari dia
berkata: Aku mendengar Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu 'anhu berkata dan
beliau sedang menasehati seorang laki-laki :
"Janganlah engkau berkata
yang tidak bermanfaat bagimu, tinggalkanlah musuhmu, berhati-hatilah dengan
kawanmu kecuali yang amanah.
Tidak ada yang amanah melainkan
orang yang takut kepada Allah 'Azza wa Jalla maka ikutilah dia.
Dan janganlah engkau berjalan
bersama orang yang fajir karena ia akan mengajarimu kejahatannya.
Janganlah mengujinya dengan
keburukanmu.
Janganlah engkau bermusyawarah
pada urusanmu melainkan kepada orang-orang yang takut kepada Allah."
(Al-'Uzlah karya Imam
Al-Khotthobiy halaman: 48)
__________________________________
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
=========================================================
__________________________________
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
=========================================================
Hasil Usaha dari Modal Riba atau
Harta Haram
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Allah Ta'ala telah
memerintahkan kepada kita semua agar selalu mencari rezeki dari sumber yang
halal.
Firman-Nya : “Maka makanlah yang baik dari rezki yang telah diberikan oleh Allah kepadamu, dan syukurilah ni’mat Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah-Nya.” (An-Nahl: 114)
Firman-Nya : “Maka makanlah yang baik dari rezki yang telah diberikan oleh Allah kepadamu, dan syukurilah ni’mat Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah-Nya.” (An-Nahl: 114)
Demikian pula di dalam banyak
hadits, Nabi menganjurkan kepada kita agar bekerja dan berusaha mencari rezeki
dengan cara yang halal. Diantaranya adalah hadits-hadits berikut :
عَنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ ، قَالَ : قِيلَ : يَا
رَسُولَ اللهِ ، أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ ؟ قَالَ : عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ
وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ.
Dari Rafi’ bin Khadij
Rodhiallaahu 'anhu, ia berkata :
Ada seseorang bertanya, “Penghasilan apakah yang paling baik, Wahai Rasulullah?" Beliau jawab : "Penghasilan seseorang dari jerih payah tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur." [HR.Ahmad di dlm Al Musnad no. 16628]
Ada seseorang bertanya, “Penghasilan apakah yang paling baik, Wahai Rasulullah?" Beliau jawab : "Penghasilan seseorang dari jerih payah tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur." [HR.Ahmad di dlm Al Musnad no. 16628]
Yang dimaksud dengan jual beli
yang mabrur ialah jual beli yang benar menurut syariat, diterima dan
diberi pahala oleh Allah, dan tidak mengandung unsur menipu atau khianat.
(Faidhul Qadir, Al-Munawi II/47).
Rasulullaah Shollallaahu 'alaihi
wa Sallaam bersabda :
يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ ، لاَ يُبَالِى الْمَرْءُ مَا
أَخَذَ مِنْهُ أَمِنَ الْحَلاَلِ أَمْ مِنَ الْحَرَامِ
“Akan datang suatu masa kepada manusia, yang seseorang tidaklah
peduli terhadap (harta) yang dia ambil, apakah dari (sumber) yang halal atau
dari yang haram."(HR Buhory, 2059)
Keadaan ketika mengambil Modal
Haram :
1. Jika ada seseorang
yg terlanjur berhubungan dengan modal bank yang riba atau harta yang haram
lainnya, sementara dia belum tahu hukum sebelumnya, maka dalam keadaan
demikian, ia wajib bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha, sedangkan
harta atau modal haram yang telah ada di tangannya tersebut halal baginya, dan
ia tidak berdosa.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala : "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." (Al-Baqarah: 275-276)
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala : "Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." (Al-Baqarah: 275-276)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir
As-Sa'di Rahimahullaah berkata : “Allah Ta’ala tidak memerintahkan untuk
mengembalikan harta benda yang telah diambil melalui transaksi riba setelah
bertaubat. Akan tetapi Dia memerintahkan agar mengembalikan harta hasil riba
yang belum diambilnya.” (Al-Fatawa As-Sa’diyah hlm. 303)
Syaikh Asy-Syinqithi
Rahimahullaah berkata ketika menjelaskan ayat ini : “Dari ayat yang mulia ini
dapat diambil pelajaran bahwa Allah tidak menyiksa seorang manusia disebabkan
melakukan suatu perkara kecuali setelah Dia mengharamkannya. Dia telah
menerangkan makna ini dalam banyak ayat Al-Qur'an. Allah berfirman tentang
orang-orang (para sahabat, pen) yang pernah minum khamr dan memakan harta hasil
perjudian sebelum turunnya ayat yang mengharamkannya : "Tidak berdosa bagi
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan tentang apa yang mereka
makan (dahulu), apabila mereka bertakwa dan beriman, kemudian mereka tetap
bertakwa dan beriman." (Al-Ma-idah: 93)
2. Jika ketika ia memperoleh
harta benda atau modal haram tersebut dalam keadaan telah mengetahui
keharamannya dan mengerti bahwa muamalah dan perbuatan-perbuatan tersebut tidak
diperbolehkan dalam agama Islam, maka dalam keadaan seperti ini, di samping
berkewajiban bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha, ia juga berkewajiban
untuk menyalurkan semua harta atau modal haram yang ada dalam kepemilikannya
tersebut kepada fakir miskin atau untuk kepentingan-kepentingan umum bagi kaum
muslimin.
Fatwa Al-Lajnah tentang modal
usaha dari harta haram seperti jual khomr, narkoba lalu bertaubat sebagai
berikut. "Apabila saat menghasilkan (harta) haram, (orang tersebut)
mengetahui pengharaman hal itu, sesungguhnya (harta) itu tidak halal baginya
(setelah) dia bertaubat. Bahkan, dia wajib berlepas diri dari (harta haram)
tersebut dengan cara menginfakkan (harta haram) itu pada bentuk-bentuk dan
amalan-amalan kebaikan."(Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah 14/32)
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz
Rahimahullaah pernah ditanya tentang seseorang yang meninggal yang di masa
hidupnya dia bermuamalah dengan cara riba. Apakah ada cara yang syar’i bagi
kerabatnya yang hidup dan ingin menebus dosanya yang meninggal? Beliau
menjawab: “Disyariatkan bagi ahli warisnya agar menentukan secara teliti kadar
yang masuk ke dalam hartanya dari hasil riba lalu dia sedekahkan atas nama yang
meninggal dan mendoakannya dengan memohon ampunan baginya." (Al-Fatawa
Al-Islamiyyah, II/387, Muhammad bin Abdul Aziz Al-Musnad)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Rahimahullaah telah menjelaskan mengenai perselisihan ulama dalam masalah
modal usaha dari harta haram dan menyimpulkan pendapat terkuat. Beliau
mengatakan, “Mengenai harta hasil curian yang dimanfaatkan oleh pencuri hingga
mendapatkan hasil setelahnya, para ulama berselisih pendapat dalam masalah ini.
Apakah harta yang tumbuh itu kembali menjadi si pemilik pertama saja? Ataukah
harta tersebut si pencuri dan pemilik menyedekahkannya?" … Terhadap harta
semacam ini, ‘Umar bin Al Khottob pd awalnya menyikapinya dengan memerintahkan
untuk menyerahkan seluruhnya pada Baitul Maal. Keuntungan sama sekali tidak
boleh diambil oleh mereka yang memanfaatkan harta haram tadi. Lalu ‘Abdullah
bin ‘Umar menyanggah ayahnya dengan mengatakan bahwa seandainya harta tersebut
rusak, maka dhoman (ganti rugi) bagi yang memegangnya saat itu. Kalau
punya kewajiban ganti rugi, lalu mengapa dalam masalah keuntungan tidak
didapat? ‘Umar lantas terdiam. Kemudian sebagian sahabat mengatakan pada ‘Umar bahwa
harta tersebut di bagi saja untuk mereka dan separuhnya lagi untuk (maslahat)
kaum muslimin, yaitu setengah keuntungan pada mereka dengan setengahnya lagi
pada kaum muslimin. ‘Umar pun memilih melaksanakan hal itu. Inilah yang jadi
pilihan para fuqoha dalam masalah mudhorobah yang berasal dari ketetapan ‘Umar
bin Al Khottob dan para sahabat pun sependapat dengannya, dan inilah bentuk
keadilan. Keuntungan yang tumbuh dari harta haram tersebut tidaklah dikhususkan
milik salah satunya. Begitu pula tidaklah harta tersebut disucikan seluruhnya
melalui sedekah dengan seluruh harta tadi. Yang tepat, keuntungan tersebut
milik mereka berdua, sebagaimana pembagian dalam akad mudhorobah." (Majmu'
Al Fatawa, 30: 323)
Ada yang bertanya kepada Komite
Tetap Fatwa dan Riset Ilmiah di Arab Saudi tentang rumah yang ia bangun dari
hasil meminjam ke bank. Ia sebelumnya tidak faham bahwa proses transaksi yang
terjadi adalah proses Riba: Jawaban Komite Fatwa: Apabila kenyataannya
sebagaimana yang Anda sebutkan maka hutang dengan bentuk seperti itu diharamkan
karena itu adalah riba. Anda wajib untuk bertaubat dan beristighfar dari hal
itu, Anda juga wajib untuk menyesali perbuatan tersebut dan berazam untuk tidak
mengulangi perbuatan seperti itu. Adapun rumah yang telah Anda bangun maka
janganlah merobohkannya, akan tetapi manfaatkanlah dengan meninggalinya atau
yang lain. Semoga Allah mengampuni kelalaian Anda. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah
juz 13, Riasah Idarah Al-Buhuts Al-Ilmiah Wa Al-Ifta', Riyadh, Hal. 354 )
Harap diperhatikan, bahwa fatwa
ini tidak berarti membolehkan berhutang dengan cara riba atau mempermudah
urusan riba. Riba termasuk dalam dosa besar yang harus dihindari oleh kaum
muslimin. Oleh karena itu Anda wajib untuk segera bertaubat dan segera melunasi
hutang Anda kepada bank serta tidak lagi bermuamalah dengannya. Kemudian Anda
mencari modal lain yang halal dan melanjutkan usaha yang selama ini Anda geluti
(bila usaha tersebut masih prospek) , mengingat tidaklah mudah merintis usaha
baru yang langsung menguntungkan, sedangkan Anda berkewajiban memberi nafkah
kepada keluarga yang kebutuhannya selalu berjalan.
Wallahu a‘lam.
================
Kota Bima-NTB
Kamis, 23 April 2015
Kota Bima-NTB
Kamis, 23 April 2015
{{ AD-DIINU AN-NASHIIHAH }}
______________________________________
Reposted By Rumah Dakwah Indonesia
=============================================
______________________________________
Reposted By Rumah Dakwah Indonesia
=============================================
Perjalanan Ruh Manusia Setelah Kematian
Dari Al-Barrak bin Azib radhiyallahu ‘anhu,
beliau menceritakan,
Kami pernah mengiringi jenazah orang anshar
bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesampainya di kuburan, dan
menunggu liang lahatnya dibenahi, Rasulullah duduk menghadap kiblat. Kamipun
duduk di sekitar beliau dengan khusyu, seolah di kepala kami ada burung.
Di tangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
ada ranting, beliau tusukkan ke tanah kemudian beliau menengadah ke langit lalu
beliau menunduk. Beliau ulang tiga kali. Kemudian beliau bersabda,
استعيذوا
بالله من عذاب القبر، مرتين، أو ثلاثا، (ثم قال: اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر)
(ثلاثا)
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari adzab
kubur.” Beliau ulangi dua atau tiga kali. Kemudian beliau berdoa: “Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” (tiga kali).
Kemudian beliau menceritakan proses perjalanan
ruh mukmin dan kafir.
Sesungguhnya hamba yang beriman ketika hendak
meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah malaikat dari langit, wajahnya
putih, wajahnya seperti matahari. Mereka membawa kafan dari surga dan hanuth
(minyak wangi) dari surga. Merekapun duduk di sekitar mayit sejauh mata
memandang. Kemudian datanglah malaikat maut ‘alaihis salam. Dia duduk di
samping kepalanya, dan mengatakan, ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju
ampunan Allah dan ridha-Nya.’ Keluarlah ruh itu dari jasad, sebagaimana tetesan
air keluar dari mulut ceret, dan langsung dipegang malaikat maut. Para malaikat
yang lain tidak meninggalkan walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambilnya
dari malaikat maut.
Mereka memberinya kafan dan hanuth itu.
Keluarlah ruh itu dengan sangat wangi seperti bau parfum paling wangi yang
pernah ada di bumi. Para malaikat inipun naik membawa ruh itu. Setiap kali
ketemu dengan malaikat yang lain, mereka akan bertanya: ‘Ruh siapakah yang baik
ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Polan’ – dengan nama terbaik yang pernah dia
gunakan di dunia –. Hingga sampai di langit dunia. Mereka minta agar pintu
langit dibukakan, lalu dibukakan. Mereka naik menuju langit berikutnya, dan diikuti
para malaikat langit dunia. Hingga sampai di langit ketujuh. Kemudian Allah
berfirman, ‘Tulis catatan amal hamba-Ku di Illiyin.’
“Tahukah kamu Apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu)
kitab yang bertulis, Disaksikan oleh para malaikat”
“Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena dari bumi
Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi Aku
bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.” Maka dikembalikanlah ruhnya ke
jasadnya. Kemudian mayit mendengar suara sandal orang yang mengantarkan
jenazahnya sewaktu mereka pulang setelah pemakaman.
Kemudian datanglah dua malaikat yang keras
gertakannya. (dalam riwayat lain: warnanya hitam biru) Lalu mereka
menggertaknya, dan mendudukkan si mayit.
Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si mukmin
menjawab, ‘Rabku Allah.’ ‘Apa agamamu?’, tanya malaikat. ‘Agamaku islam’ jawab
si mukmin. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’ Si Mukmin menjawab,
‘Dia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Sang malaikat bertanya lagi,
‘Bagaimana amalmu?’ Jawab Mukmin, ‘Saya membaca kitab Allah, saya mengimaninya
dan membenarkannya.’
Pertanyaan malaikat: ‘Siapa Rabmu? Apa agamamu?
Siapa nabimu?’ Inilah ujian terakhir yang akan diterima seorang mukmin. Allah
memberikan keteguhan bagi mukmin untuk menjawabnya, seperti firman-Nya,
يُثَبِّتُ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الْآخِرَةِ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat..”
(QS. Ibrahim: 27)
Sehingga dia bisa menjawab: Rabku Allah,
agamaku islam, Nabiku Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku benar,
bentangkan untuknya surga, beri pakaian surga, bukakan pintu surga untuknya.”
Diapun mendapatkan angin surga dan wanginya surga, dan kuburannya diluaskan
sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah orang yang wajahnya sangat
bagus, pakaiannya bagus, baunya wangi. Dia mengatakan, ‘Kabar gembira dengan
sesuatu yang menyenangkanmu. Kabar gembira dengan ridha Allah dan surga nan
penuh kenikmatan abadi. Inilah hari yang dulu kamu dijanjikan.’ Si mayit dengan
keheranan bertanya, ‘Semoga Allah juga memberi kabar gembira untuk anda. Siapa
anda, wajah anda mendatangkan kebaikan?’ Orang yang berwajah bagus ini
menjawab, ‘Saya amal sholehmu.’ [suhnahallah.., amal shaleh yang menemani kita
di kesepian, menemani kita di kuburan]
Kemudian dibukakan untuknya pintu surga dan
pintu neraka. Ketika melihat ke neraka, disampaikan kepadanya: ‘Itulah tempatmu
jika kamu bermaksiat kepada Allah. Dan Allah gantikan kamu dengan tempat yang
itu.’ Kemudian si mayit menoleh ke arah surga.
Melihat janji surga, si mayit berdoa: ‘Wahai
Rabku, segerakanlah kiamat, agar aku bisa berjumpa kembali ke keluarga dan
hartaku.’ Lalu disampaikan kepadanya: ‘Tenanglah.’
Sementara hamba yang kafir, ketika hendak
meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah para malaikat dari langit, yang
bengis dan keras, wajahnya hitam, mereka membawa Masuh (kain yang tidak nyaman
digunakan) dari neraka. Mereka duduk di sekitar mayit sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malaikat maut, dan duduk di samping kepalanya. Dia
memanggil, ‘Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju murka Allah.’
Ruhnya ketakutan, dan terpencar ke suluruh
ujung tubuhnya. Lalu malaikat maut menariknya, sebagaimana gancu bercabang
banyak ditarik dari wol yang basah. Sehingga membuat putus pembuluh darah dan
ruang tulang. Dan langsung dipegang malaikat maut. Para malaikat yang lain
tidak meninggalkan walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari malaikat
maut. Kemudian diberi masuh yang mereka bawa. Ruh ini keluar dengan membawa bau
yang sangat busuk, seperti busuknya bau bangkai yang pernah ada di muka bumi.
Merekapun naik membawa ruh ini. Setiap kali mereka melewati malaikat, malaikat
itupun bertanya, ‘Ruh siapah yang buruk ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin
Fulan.’ – dengan nama yang paling buruk yang pernah dia gunakan ketika di dunia
– hingga mereka sampai di langit dunia. Kemudian mereka minta dibukakan, namun
tidak dibukakan. Ketika itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca
firman Allah,
لَا
تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى
يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
(Orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya), tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu
langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.
(QS. Al-A’raf: 40)
Kemudian Allah berfirman, ‘Tulis catatan amal
hamba-Ku di Sijjin, di bumi yang paling dasar.’ Kemudian dikatakan, ‘Kembalikan
hamba-Ku ke bumi, karena Aku telah menjanjikan bahwa dari bumi Aku ciptakan
mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka
untuk kedua kalinya.’ Kemudian ruhnya dilempar hingga jatuh di jasadnya.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,
وَمَنْ
يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ
أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan
Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung,
atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Haj: 31)
Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya,
sehingga dia mendengar suara sandal orang mengiringi jenazahnya ketika pulang
meninggalkan kuburan. Kemudian datanglah dua malaikat, gertakannya keras.
Merekapun menggertak si mayit dan mendudukkannya. Mereka bertanya: ‘Siapa
Rabmu?’ Si kafir menjawab, ‘hah..hah.. saya gak tahu.’ ‘Apa agamamu?’, tanya
malaikat. ‘hah..hah.. saya gak tahu,’ jawab si kafir. ‘Siapakah orang yang
diutus di tengah kalian?’ Si kafir tidak kuasa menyebut namannya. Lalu dia
digertak: “Namanya Muhammad!!”, si kafir hanya bisa mengatakan, ‘hah..hah..
saya gak tahu. Saya cuma mendengar orang-orang bilang seperti itu.’ Diapun
digertak lagi: “Kamu tidak tahu dan tidak mau tahu.” Tiba-tiba ada suara dari
atas, “Hambaku dusta, bentangkan untuknya neraka, bukakan pintu neraka
untuknya.”
Diapun mendapatkan panasnya neraka dan racun
neraka. Kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya berserakan. Lalu datanglah
orang yang wajahnya sangat buruk, berbaju jelek, baunya seperti bangkai. Dia
mengatakan: ‘Kabar buruk untukmu, inilah hari dimana dulu kau dijanjikan.’ Si
mayit kafirpun menjawab, ‘Kabar buruk juga untukmu, siapa kamu? Wajahmu
mendatangkan keburukan.’ Orang ini menjawab, ‘Saya amalmu yang buruk.’ –
Allahul musta’an, amal buruk itu semakin menyesakkan pelakunya di lahatnya –
kemudian dia diserahkan kepada makhluk yang buta, tuli, dan bisu. Dia membawa
pentungan! Andaikan dipukulkan ke gunung, niscaya akan jadi debu. Kemudian
benda itu dipukulkan ke mayit kafir, dan dia menjadi debu. Lalu Allah
kembalikan seperti semula, dan diapun memukulnya lagi. Dia berteriak sangat
keras, bisa didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia. Lalu dibukakan
untuknya neraka dan disiampkan tempatnya di neraka. Diapun memohon: ‘Ya rab,
jangan Engkau tegakkan kiamat.’
Hadis ini diriwayatkan Ahmad 18543, Abu Daud
4753, Syuaib Al-Arnauth menyatakan, Sanadnya shahih
Reposted by
®Rumah Dakwah Indonesia
================================================
Karena Itu Tundukkanlah Pandanganmu
Ibnul Qayyim berkata,
“Pandangan mata ialah cerminan hati.
Jika seorang hamba berhasil menundukkan
pandangan, akan tunduk pula hati, syahwat, dan ambisi duniawinya.
Namun apabila ia mengumbarnya, akan menjadi
liar pula hati dan syahwatnya”.
(Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh
web IslamQA)
__________________________________
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
==================================================
Dimanakah Istri Shalihah Itu?
Dimanakah wanita-wanita yang mengintai harga
pasar Surga?
Bagi sang suami, istri-istri itu menjadi ibu
yang penuh belain akasih, menjadi seorang anak gadis yang penurut, menjadi
saudara dalam berdakwah, menjadi kekasihnya di tempat tidur, dan menjadi
istrinya di dunia dan di surga yang penuh kenikmatan.
Istri-istri itu selalu mendekatkan diri pada
apa yang dicintai suaminya dan menjauhi dari apa yang tidak disukai suaminya.
Saat bertemu suami, ia tersenyum.
Saat sang suami hendak pergi, istri yang
shalihah itu mendoakan untuknya agar cepat kembali karena rindu.
(Memikat Hati Suami, Imad Al-Hakim, terjemahan,
hal 21)
__________________________________
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar