Artikel 6 Mei 2015
MUTIARA
KEBAIKAN
Siapa pun
yang ingin memahami kondisi diri nya dan mengatahui bagiannya di sisi
Tuhannya,hendaklah ia memerhatikan apa yang telah dilakukan untuk orang lain..perhatikan
ucapan mereka (orang) tentangnya,hubungan serta ketergantungan mereka(orang)
padanya..Jika mereka memuji,beruntunglah dirinya,kebaikannya bertambah,semakin
bnyak berderma,dan kebaikannya semakin melimpah ruah...
"Umur
seorang pemuda adalah nama BAIKNYA, BUKAN LAMANYA masa
hidupnya.Kematiannya adalah kerendahanya,bukan harinya yang bakal terjadi
hidupkanlah nama baikmu dengan melakukan KEBAIKAN,ia akan menghimpun untukmu
dua kehidupan didunia.
IBNU AR RUMI
Reposted By
®Rumah
Dakwah Indonesia
=====================================
#OneDayOneSirah
Assalaamu'alaikum
wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh...
Semoga
saudara-saudariku hari ini selalu diberikan kebahagiaan, kemanfaatan, bertambah
iman, ilmu, amal, selalu dalam keberkahan, rahmat dan Ridho Allaah Subhanahu Wa
Ta'ala, dan semoga yang sedang sakit diangkat penyakitnya, diluaskan dan
dilapangkan rezekinya, dimudahkan segala urusannya... aamiiin Ya Mujibassailiin
BismillaahirRahmaanirRahiim
Zainab
Zainab
adalah putri kedua Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam. Dia menikah
dengan sepupunya, Abu Al Ash bin Rabi. Ibu Abu Al Ash bernama Halah. Dia adalah
kakak perempuan Bunda Khadijah. Pernikahan itu berlangsung jauh sebelum
Muhammad diangat menjadi seorang Rasulullah. Saudaraku, kisah cinta Zainab dan
Abu Al Ash menjadi masyhur karena gelombang kesulitan yang kemudian mereka
hadapi.
Abu Al Ash
adalah orang yang jujur. Bisnisnya maju dan berpeluang menjadi seorang yang
sangat sukses dalam perdagangan. Namun, ketika Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi
Wassallaam mulai memperkenalkan Islam, Abu Al Ash memilih tetap menyembah
berhala. Sementara itu, Zainab bersegera memeluk agama baru itu. Ketika Islam
makin menyebar, perlawanan kaum Quraisy semakin kuat. Ummu Jamil, Istri Abu
Lahab, menyerukan agar Abu Al Ash menceraikan istrinya. Namun, Abu Al Ash
menolak.
Dalam perang
Badar, Abu Al Ash menjadi prajurit Quraisy menghadapi pasukan Muslim. Abu Al
Ash tertangkap dan dibawa sebagai tawanan. Zainab yang masih tinggal di Mekah
mengirimkan kalung ibunnya untuk menebus Abu Al Ash. Rasulullaah Shalallaahu
'Alaihi Wassallaam amat terharu melihat kalung almarhumah Khadijah.
"Jika
kalian berpendapat tawanan ini sebaiknya dibebaskan tanpa uang tebusan,
bebaskanlah dia," kata Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam kepada
para sahabat.
Para sahabat
terdiam. Uang tebusan biasanya berjumlah sangat besar. Jika Abu Al Ash
dibebaskan tanpa uang tebusan, itu berarti mengurai jatah uang untuk para
sahabat Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam. Padahal, mereka telah
mempertaruhkan nyawa dalam perang. Apalagi saat itu banyak sahabat yang masih
hidup melarat karena kekayaan mereka diambil kaum Quraisy ketika mereka
berhijrah ke Madinah. Namun, para sahabat mengerti bahwa uang bukanlah tujuan
mereka berperang. Terlebih, mereka tidak ingin melihat Rasulullah Shalallaahu
'Alaihi Wassallaam berduka memikirkan perasaan putrinya. Para sahabat pun
segera membebaskan Abu Al Ash.
Allah
kemudian melarang pernikahan antara wanita Muslim dengan seorang kafir.
Mengetahui hal itu, Zainab pun meninggalkan Abu Al Ash dan pergi ke Madinah
untuk bergabung dengan ayahnya. Tentu, Zainab dan Abu Al Ash amat menderita
karena harus berpisah. Namun bagi Zainab, firman Allah berada di atas derita
pribadi. Abu Al Ash pun melepas Zainab justru karena dia amat mencintai
istrinya itu.
Demikian
kisah sirah Nabawiyah hari ini, semoga kita semua dapat mengambil hikmah,
pelajaran dan membawa manfaat.
Informasi
tambahan:
Abu Al Ash
Masuk Islam
Suatu
ketika, kafilah dagang Abu Al Ash dicegat pasukan Muslim. Abu Al Ash memohon
bantuan Zainab di Madinah. Saat itulah Abu Al Ash kemudian memeluk Islam. Mereka
dikaruniai seorang putra bernama Ali yang wafat ketika bayi dan seorang putri
bernama Umamah.
Kisah Sirah
Nabawiyah ini di ambil dari buku "Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam
Teladanku" Jilid 2 halaman 66-67
#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity
#SNC2015
Allaahumma
shalli 'ala Muhammad
wa 'ala aali
Muhammad
Barakallaahu
fiikum.
Reposted By
®Rumah
Dakwah Indonesia
========================================
Artikel 7
Mei 2015
4 Hadits
yang Mencukupi
Al Imam Abu
Dawud Sulaiman As Sijistani -rahimahullah- berkata:
"Aku
menulis 500.000 hadits Rasulullah -shalallaahu alaihi wa sallam-, kemudian aku
memilahnya menjadi 4.800 hadits yang aku cantumkan dalam kitab ini -yakni kitab
Sunan Abi Dawud-. Aku sebutkan yang shahih dan yang serupa dengannya. -Dan dari
seluruh hadits tersebut- ada empat hadits yang sudah cukup bagi seseorang untuk
menjalankan agamanya. Hadits-hadits tersebut adalah:
1. Ucapan
Nabi -shalallaahu alaihi wa sallam-: "Sesungguhnya amalan itu tergantung
niatnya, dan seseorang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang dia
niatkan...."
2. Ucapan
Nabi -shalallaahu alaihi wa sallam-: "Di antara pertanda kebaikan Islam
seseorang adalah manakala ia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi
dirinya..."
3. Ucapan
Nabi -shalallaahu alaihi wa sallam- : "Tidak akan menjadi sempurna iman seseorang
sampai ia ridha untuk saudaranya dengan sesuatu yang ia ingin orang lain pun
ridha untuk dirinya....", dan
4. Ucapan
Nabi -shalallaahu alaihi wa sallam-: "Sesungguhnya perkara yang halal
telah jelas. Dan yang haram pun telah jelas Di antara yang halal dan yang haram
tersebut ada perkara-perkara syubhat (rancu) yang tidak diketahui oleh
kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga diri dari yang syubhat maka ia
telah menjaga agamanya dan kehormatannya......"
Sumber :
Faidah Kajian
Reposted By
®Rumah
Dakwah Indonesia
=====================================
Menjadi
Teman Setan Ketika Sendiri
Janganlah
engkau memusuhi syaitan tatkala dihadapan manusia, namun engkau menjadi sahabatnya
tatkala bersendirian
Tatkala
engkau menutup pintu kamar… lalu menengok ke kanan dan kekiri untuk memastikan
tidak ada orang yang melihatmu….
Tatkala itu
ingatlah :
Allah Maha
Melihat dan Mendengar.
Jangankan
gerakan tubuhmu… bahkan lirikan dan jelalatan matamu diketahui oleh Allah,
bahkan telah dicatat oleh Allah sebelum engkau mengedip matamu… bahkan isi
hatimu diketahui oleh Allah
Allah
mengadakan pengawasan yang ketat dengan menugaskan para malaikat untuk mencatat
segala gerak-gerikmu. Bahkan malaikat Raqib dan ‘Atid senantiasa menyertaimu.
Bukan hanya
buku catatan amalanmu yang akan menjadi saksi kelak pada hari kiamat…, bahkan
tanganmu dan kakimu akan menjadi saksi… sementara mulutmu ditutup… maka bagaimana
engkau bisa membela dirimu?
Bahkan
kulitmu akan berbicara membeberkan aib-aibmu yang kau lakukan tatkala
bersendirian.
Demikian
juga bumi tempat pijakmu tatkala engkau bermaksiat akan ikut pula menjadi
saksi.
Lantas
bagaimana lagi jika ternyata yang memaparkan files aib-aibmu dan yang akan
mengadilimu adalah Allah…?
Lantas
bagaimana lagi jika pengumbaran aib-aibmu ternyata dihadapan khalayak ramai? Di
hadapan kedua orangtuamu… istrimu, anak-anakmu, para sahabatmu? Murid-muridmu
yang selama ini hanya mengenal penampilanmu sebagai orang baik dihadapan
mereka?
“Yaa Allah
anugerahkanlah kepada kami rasa khosyah kepadaMu tatkala kami bersendirian…
Aamiiin.”
(Wuhaib bin
Ward rahimahullaah)
Oleh : Ustadz
Firanda Andirja
Reposted By
®Rumah
Dakwah Indonesia
===============================
#OneDayOneSirah
Assalaamu'alaikum
wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh...
Semoga
saudara-saudariku selalu mendapatkan keberkahan dan keridhoan Allaah Subhanahu
Wa Ta'ala, bertambah iman, ilmu dan amal, yang sedang sakit, diangkat
penyakitnya, yang sedang ada masalah semoga mendapatkan solusi terbaiknya,
semoga dimudahkan dan dilancarkan semua urusan saudara-saudariku semua, semoga
kita selalu menjadi orang-orang yang bersyukur... aamiiin Allaahumma aamiiin
BismillaahirRahmaanirRahiim
Ruqayyah dan
Ummu Kultsum
Bagaimana
kisah putri-putri Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam yang lain ?
Ruqayyah menikah dengan Utbah. Sementara itu, Ummu Kultsum menikah dengan
Utaibah. Utbah dan Utaibah adalah kakak-beradik. Mereka adalah putra Abdul Uzza
yang ketika Islam datang, sangat keras memusuhi Rasulullaah Shalallaahu 'Alaihi
Wassallaam dan para pengikutnya. Begitu kerasnya permusuhan mereka sampai kaum
Muslimin menamai Abdul Uzza sebagai "Abu Lahab". Lahab berarti
'gejolak api'.
Saudaraku,
ketika Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam mulai mendakwahkan Islam, Ruqayyah dan Ummu
Kultsum jadi amat menderita. Hampir setiap hari ibu mertua mereka, Ummu Jamil,
mencaci maki Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam. Ummu Jamil adalah
adik Abu Sufyan yang memimpin penindasan terhadap kaum Muslimin.
Ummu Jamil
semakin tidak kuasa menahan amarahnya melihat kesabaran Ruqayyah dan Ummu
Kultsum walau dia selalu menyumpah serapahi Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi
Wassallaam di depan mereka setiap ada kesempatan. Kemarahan itu pun segera
mencapai puncaknya.
"Ceraikan
mereka!" teriak Ummu Jamil kepada kedua putranya, Utbah dan Utaibah.
"Usir mereka dari sini!"
Utbah dan
Utaibah pun menceraikan Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Sesuai dengan janji kaum
kafir, Utbah dan Utaibah dinikahkan dengan dua putri seorang jutawan Quraisy,
Abu Uhaihah. Sementara itu, Ruqayyah dan Ummu Kultsum yang diusir begitu saja,
kembali ke rumah orangtua mereka sambil menangis tersedu-sedu.
Sudah tentu
kita dapat mengerti betapa hancurnya hati Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi
Wassallaam dan Bunda Khadijah melihat kedua putri mereka diperlakukan secara
semena-mena. Namun, Mahasuci Allah yang kemudian memberi jodoh yang lebih baik.
Ruqayyah
kemudian menikah dengan Utsman bin Affan, salah seorang sahabat besar. Ruqayyah
sempat ikut hijrah ke Habasyah dan Madinah. Namun, ketika Rasulullaah
Shalallaahu 'Alaihi Wassallaam baru pulang dari Perang Badar, beliau menemui
Ruqayyah telah wafat. Beliau kemudian menikahkan Utsman bin Affan dengan Ummu
Kultsum. Namun, tidak lama kemudian, Ummu Kultsum pun wafat menyusul kakaknya.
Kedua putri Rasulullaah Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam ini wafat tanpa
meninggalkan keturunan.
Demikian
kisah Sirah Nabawiyah hari ini, semoga kita semua dapat mengambil pelajaran,
hikmah dan kisah ini membawa manfaat... aamiin Allaahumma aamiin
Informasi
tambahan:
Keponakan
Ummu Jamil
Ummu Jamil
mempunyai seorang keponakan wanita bernama Ramlah. Dia adalah putri Abu Sufyan,
kakak Ummu Jamil. Ramlah, yang kelak lebih dikenal dengan nama Ummu Habibah,
pun memeluk Islam. Bisa dibayangkan betapa murkanya Ummu Jamil mendapati banyak
kaum Muslimin berasal dari keluarganya sendiri.
Kisah Sirah
Nabawiyah ini diambil dari buku "Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wassallaam
Teladanku" Jilid 2
#MuhammadTeladanku
#Mute
#ODOS
#Kisah
#SirahNabawiyah
#SpiritNabawiyahCommunity
#SNC2015
Allaahumma
shalli 'ala Muhammad
wa 'ala aali
Muhammad
Barakallaahu
fiikum
Reposted By
®Rumah
Dakwah Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar