Pages

Rabu, 15 April 2015

Artikel Harian 3 (Edisi 13-15 April 2015)


Artikel 13 APRIL 2014

Bersikap Ramah Kepada Tetangga
Tetangga yang ramah adalah tetangga yang menyambut kepada tetangga yang baru dengan cara:
Memulai untuk mengunjunginya
Mengucapkan selamat datang kepada tetangganya yang menempati rumahnya yang baru
Mendorong keluarganya untuk mengunjungi keluarga tetangganya
Mendorong keluarganya untuk berkenalan dengan tetangganya
Mendorong keluarganya untuk membantu kebutuhan-kebutuhan rumahnya yang baru
Mendorong keluarganya untuk memperkenalkan tetangganya yang baru kepada tetangganya yang lain.
Apakah ada alasan di sisi Allah kelak pada hari kiamat tatkala anda tidak bisa menunaikan hak tetangga anda?
Padahal Rasulullah telah memberitahukan dengan sabdanya:
"Berapa banyak tetangga yang haknya masih terkait dengan tetangganya pada hari kiamat, ia berkata Wahai Rabku ini ia telah menutup pintunya dihadapanku sehingga menghalangiku untuk mengenalnya"
( HR, Bukhori dalam Adabu Mufrod no 111).
Apakah ada alasan bagi keluarga anda untuk menutup diri untuk tidak berkenalan dengan tetangga-tetangganya?
Padahal Rasulullah telah berpesan kepada wanita-wanita muslimah dengan sabdanya,
“Wahai wanita-wanita muslimah janganlah kalian meremehkan tetangga yang memberi hadiah kepada tetangganya walaupun secuil daging”
( HR, Bukhori dalam Shahihnya no 2566).
Begitu pula sikap tetangga yang baru menempati rumahnya sepantasnya membuka dirinya dengan sikap ramah kepada tetangga-tetangganya yang lama yang ada di sekelilingnya, karena tetangga yang lama yang ada di samping rumah anda, dalam hatinya sebenarnya berandai - andai kalau :
Anda -sebagai tetangga baru - mendorong diri mereka untuk berkenalan dengan anda baik dengan satu ucapan, atau dengan undangan anda.
Mengunjungi anda tatkala anda sedang mengundang teman-teman anda baik yang satu kantor atau satu majlis ta'lim untuk makan-makan atau ramah tamah dalam rangka menempati rumah anda yang baru.
Intinya : Sepantasnya tetangga saling pengertian
Mudah-mudahan bermanfa'at
Oleh : Nuruddin Abu Faynan
Reposted by
® Rumah Dakwah Indonesia
=================================
@salimafillah
1) Ada 2 hal yang sering membuat kita kagum; ucapan & penampilan. Dan bukan cuma pada kita Allah memperingatkan tuk hati-hati dalam takjub.
2) Bahkan RasuluLlahpun diwanti-wanti oleh Allah agar takjub itu tak meruyak; karena seringkali yang menakjubkan adalah justru yang merusak.
3) Tentang ucap yang mengagumkan; Allah menyatakan; "Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menakjubkanmu..
4) ..dan dipersaksikannya kepada Allah atas kebenaran isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras." {QS2:204}. ShadaqaLlah.
5) Muhammad ibn Ka'b Al Qurazhi menyatakan, "Ayat ini turun tentang seorang lelaki munafiq; kemudian ia berlaku umum bagi orang yang dalam..
6) ..hatinya ada penyakit; yang mengira dapat mengelabui Allah & kaum mukminin dengan ucapannya yang fasih, indah, & mempesona tapi menipu."
7) Maka kita diperingatkan dari ucapan yang berbahaya ini; tak perlu takjub pada pembicaraan yang berbunga & berpermata tentang hidup dunia.
8) Adapun tentang penampilan; Allah menyatakan; "Dan apabila kalian melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kalian kagum. Dan jika..
9) ..mereka berkata kalian mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap..
10) ..teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka.." {QS63:4}
11) Ibn Katsir mentafsir, "Maksudnya mereka mempunyai penampilan yang bagus; (tubuhnya, pakaiannya, perhiasannya) & sangat fasih berbicara."
12) "Jika ada yang mendengar ucapan mereka yang penuh logika, retorika, & sastra pasti akan tertarik. Tapi hakikatnya mereka lemah jiwanya."
13) "Mereka berada dalam puncak kegamangan, kegelisahan, kekhawatiran, rasa takut, & tumbuh sebagai pengecut di dalam diri mereka sendiri."
14) Maka kitapun diingatkan tuk tidak mudah takjub & terkejut pada ucapan & penampilan macam itu. Kata orang Jawa; Aja Gumunan, Aja Kagetan.
15) AstaghfiruLlah; yang bicara inipun mungkin termasuk si pentakjub; atau bahkan dilekati sifat munafiq nan ucap & penampilannya berbahaya.
16) Tapi mari Shalih(in+at); simak Taujih Allah ini; "Orang-orang yang MENDENGARKAN perkataan lalu MENGIKUTI yang PALING BAIK di antaranya..
17) ..Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal." {QS39:18}. ShadaqaLlah.
18) Semoga Allah menjaga kita agar tak termasuk para pemfasih lidah yang mencari dalih; atau para penampil pesona yang hanya memburu dunia.
19) Semoga Allah menjaga kita agar tak mudah tertipu oleh kilau gemerlap bergincu manis; agar tak terpesona oleh ucapan nifaq ahli dunia.
20) Semoga Allah karuniakan pada kita hidayah & ilmu yang menajamkan akal & menjernihkan fikir; untuk menyimak kekata & mengikut terbaiknya.
Reposted By
® Rumah Dakwah Indonesia
===========================================

Seringkali diri berdiam diri, tak pedulikan dimana tempat berpijak dan waktu kala bersandar.
Keletihan, dengan berbagai problematika kehidupan yang menghampiri. Naik... Turun... Berjalan... Berlari... Terantuk batu, terjatuh dan kemudian mau tidak mau harus bangkit lagi.
Rabbana...
Keletihan kadang menguasai diri dan hati. Merunduk, menangis... Kadang hadir rasa tak kuasa untuk hadapi.
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu KELETIHAN, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” 
[HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573]
Ketahuilah saudariku sayang...
Keletihan yg diri dapati dengan niatan karena Rabb, menjadi suatu penghapus berbagai noda dosa, menjadi penggugur kealpaan² diri. Tiada yang sia-sia saat diri terus berusaha menjernihkan hati, berusaha membersamai Rabb.
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” 
[HR. Tirmidzi no. 2465]
Namun saat diri letih hanya dengan kekosongan tanpa niatan karena Allah. Di dunia terdampar tanpa titian. Di akhirat tertampar tanpa tepian. أسْتغْفر الّله الْعظيْم
Saudariku sayang...
Keletihan dan harapan saja tidak cukup untuk mendapati apa yang diri rindukan. Syurga-Nya.
DEKATI Pemiliknya.
LAKSANAKAN Sunnah kekasih-Nya!
LETIH diri menuju Rabb berhadiah SYURGA.
LETIH diri mengejar dunia tanpa arah, berujung SIKSA.
Sama² letih, karena ini masih dunia.
Pencapaian akhirnya, diri kita yg memilah.
BERSABARlah sayang... letih dunia hanya SESAAT.
#Semangat Tilawah
#Semangat Menjadi Pribadi Indah
-ummu adib-
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
==================================
14 APRIL 2015

HADIST NABI
Dari Abdullah bin Amr ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
أربع إذا كنّ فيك فلا عليك ما فاتك من الدنيا :
١. حفظ أمانة
٢. و صدق حديث
٣. و حسن خليقة
٤و عفّة في طعمة
Empat perkara sekiranya kamu memilikinya, maka kamu tidak akan ditimpa (balasan) terhadap apa yang tidak kamu perbuat di dunia :
1.
Menjaga amanah
2.
Berbicara jujur
3.
Berakhlak baik
4.
Menjaga makanan
Al Jami' libni Wahab no 533, al Jami' as shogir no 873, at Targhib wa Tarhib no 1718 dan as Shahihah no 733
©Ustad Latif Khan
®Rumah Dakwah Indonesia
============================================
ABI TERCINTA
〰〰〰〰〰
Description: 🍎Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau di luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya… Akan sering merasa kangen sekali dengan Umminya.
Lalu bagaimana dengan Abi?
Description: 🍏Mungkin karena Ummi lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Abi-lah yang mengingatkan Ummi untuk menelponmu?
Description: 🎈sewaktu kamu kecil, Ummi-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita.
Description: 💦Tapi tahukah kamu,bahwa sepulang Abi bekerja dan dengan wajah lelah Abi selalu menanyakan pada Ummi tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan
Description: 🚲Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil…. Abi biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Description: 🚦Dan setelah Abi menganggapmu bisa, Abi akan melepaskan roda bantu di sepedamu
Kemudian Ummi bilang “Jangan dulu Abi, jangan dilepas dulu roda
Ummi takut putri manisnya terjatuh
Description: 🍃Tapi sadarkah kamu? Bahwa Abi dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya "PASTI BISA"
Description: 🍀Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ummi menatapmu iba. Tetapi Abi akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Description: 🌹Tahukah kamu, Abi melakukan itu karena abi tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi
Saat kamu sakit pilek, Abi yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : sudah di bilang! Kamu jangan minum air dingin"
Description: 🌴Berbeda dengan Ummi yang memperhatikan dan menasehatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu abi benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
🌈Ketika kamu sudah beranjak remaja… Kamu mulai menuntut pada Abi untuk dapat izin keluar malam, dan Abi bersikap tegas dan mengatakan :
"Tidak Boleh!!!"
Description: 🔭Tahukah kamu, bahwa Abi melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Abi, kamu adalah sesuatu yang sangat-snagat luar biasa berharga
Description: 📮Setelah itu kamu marah pada Abi, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu
Description: 🚪Dan yang datang mengetuk pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah ummi...
Description: 📹Tahukah kamu, bahwa saat itu Abi memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Abi sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu
Description: 📼Ketika kamu menjadi gadis dewasa… Dan kamu harus pergi belajar dikota lain
Description: 🚗Tahukah kamu bahwa badan Abi terasa kaku untuk memelukmu? Abi hanya tersenyum sambil member nasehat ini-itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati, Padahal Abi ingin sekali menangis seperti Ummi dan memelukmu erat-erat
Description: 💧Yang Abi lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, Dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”
Description: 🗻Abi melakukan itu semua agar kamu KUAT… kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Description: 💵Di saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu
Description: 💟Orang yang pertama mengerutkan kening adalah Abi.
Abi pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Description: 👡Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, Dan Abi tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Description: 👐Kata-kata yang keluar dari mulut abi adalah: “Tidak … Tidak bisa” Padahal dalam batin Abi, ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Abi belikan untukmu”
Description: 👎Tahukah kamu bahwa pada saat itu Abi merasa gagal membuat anaknya tersenyum
Description: 💐Sampai saat seseorang datang ke rumah dan meminta izin pada Abi untuk mengambilmu darinya.
Abi sangat berhati-hati meberikan izin karena Abi tahu Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya Saat Abi melihatmu duduk bersama seseorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya,
Description: 💌Abi pun tersenyum bahagia ...
Description: 💦Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Abi pergi ke belakang sebentar , dan menangis?
Description: 💦Abi menangis karena Abi sangat berbahagia, kemudian Abi berdoa …
Dalam lirih doanya kepada Rabb, Abi
“Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik"
Description: 👚Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik …
Bahagiakanlah ia bersama suaminya
Description: 💫Setelah itu Abi hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya Yang sesekali datang untuk menjeguk …
Description: 👓Dengan rambut yang telah dan semakin memutih … Dari badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya…
Description: 🕘Abi telah menyelesaikan tugasnya …
Description: 👔Abi, Ayah, Bapak, atau Abah kita … Adalah sosok yang harus terlihat kuat...
Description: ✊Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis… Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu..
Dan dia adalah orang yang pertama yang selalu yakin bahwa
 “KAMU BISA Menjadi WANITA SHOLIHAH” dalam segala hal…
Description: 📚sumber: dr. Abu Hana El-Firdan dalam bukunya
Reposted By
®Rumah Dakwah indonesia
============================================
Agar Musibah Anda Berpahala... Agar Kesedihan Anda Seakan Tiada
Seringkali seseorang sangat sedih ketika kehilangan uang, atau didenda, atau kecurian, atau dibegal, atau musibah lainnya...
Memang ini manusiawi, tapi alangkah ruginya bila kita tidak mendapatkan pahala darinya... Dan alangkah terobatinya hati ini bila dengannya kita mendapatkan pahala.
Dan itulah yg diinginkan oleh Agama Islam yg mulia ini, cobalah renungkan beberapa syariat berikut ini:
1. Dzikir saat musibah menimpa.
قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَل
"Ini adalah takdir Allah, apapun yg Dia kehendaki, pasti Dia lakukan".
Ulangilah dzikir ini beberapa kali dan ingatkan diri Anda akan kandungan maknanya, hingga Anda benar-benar meresapinya.
Tidak lain, agar hati Anda rela dengan apa yg terjadi, karena itu adalah putusan Allah yg harus berjalan sesuai kehendakNya, dan Dia telah memberikan banyak kenikmatan di sepanjang hidup Anda.
Sungguh tidak ada pilihan yang lebih baik saat musibah menimpa, kecuali menjalankan dua syariat berikut ini :
2. Doa saat tertimpa musibah.
اَللَّهُمَّ اأْجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَأَخْلِفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا
"Ya Allah berikanlah PAHALA kepadaku karena musibahku, dan berikanlah ganti untukku sesuatu yg lebih baik darinya".
Alangkah pas dan baiknya doa ini, cobalah mengulang-ulangnya saat tertimpa musibah... sehingga doa Anda dikabulkan, dan Anda mendapatkan pahala, sekaligus ganti yg lebih baik dariNya.
3. Bersabar dalam menghadapinya.
Ini bukan berarti pasrah, namun menerima musibah tersebut dg lapang dada, sembari melakukan perbaikan keadaan semampunya.
Ini juga akan mendatangkan pahala dan kebaikan, tentunya kita masih ingat sabda Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-:
"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, semua keadaannya adalah kebaikan.
Jika dia mendapatkan kenikmatan dia bersyukur, maka itu adalah kebaikan untuknya.
Sebaliknya, bila dia tertimpa musibah, dia BERSABAR, maka itupun menjadi kebaikan untuknya".
Sungguh, tiga syariat yg mendatangkan kebaikan untuk umat Islam saat musibah menimpa: mulai dari ketegaran jiwa, pahala yg akan kekal selamanya, dan ganti yang lebih baik saat di dunia.
Intinya, saat musibah menimpa... berdzikirlah, berdoalah, dan bersabarlah, sehingga kita mendapatkan kebaikan di akherat dan juga di dunia.
Oleh : Ustadz Musyaffa Ad-Dariny
Reposted By
®Rumah Dakwah Indonesia
=========================================
DARI MADRASAH NUBUWWAH
Amat sangat terkejutnya Abu Dzar dengan reaksi kemarahan Rasulullah saw atas apa yang baru dilakukannya.
Akhirnya ia pergi menjumpai Bilal ra. Ia meletakkan kepalanya di atas tanah dan meminta Bilal ra untuk menginjak wajahnya dengan kakinya. Namun... Bilal hanya tersenyum dan mengatakan " Aku memaafkanmu wahai Abu Dzar!"
****
Tetap saja Abu Dzar tidak tenang hatinya. Bukannya ia tidak berbahagia dengan pernyataan memaafkan dari Bilal ra. Tapi kemarahan Rasulullah saw padanya, adalah hal yang amat mengguncang dirinya. Ternyata ia masih menyimpan perilaku Jahiliyyah. Ia mengira dirinya lebih tinggi karena warna kulitnya...
Sehingga ia mencela Bilal dengan sebutan "Wahai anak Perempuan Hitam". Sebutan yang pada pada kenyataannya memang seperti itulah Bilal ra. Melainkan bahwa kata itu muncul dari sikap merendahkan, menghina dan mencela.
***
Bilal ra amat sangat terganggu dengan sebutan itu. Sebutan itu bukan hanya mencela dirinya, tapi ibunya, sukunya, kemanusiaannya. Celaan yang menganggap bahwa ada manusia yang lebih manusia daripada dirinya.
Bilal sudah cukup lama merasakan penghinaan kemanusiaannya. Dan dalam Islam ia menemukan sesuatu yang beda, bahwa semua manusia sama. Kemuliaan bukan karena harta, nasab keturunan, ataupun jabatan, melainkan taqwa. Dan taqwa itu sepenuhnya kemampuan mewujudnyatakan rasa keimanan kepada Allah dan Rasul Nya di hadapan seluruh manusia. Taqwa  adalah kemampuan untuk menempatkan diri tetap mulia di hadapan Allah sementara dia berada di tengah komunitas manusia, seperti apapun dinamika kemanusiaan itu.
Namun hari itu kesadaran dan kemerdekaannya sebagai manusia bertaqwa terganggu, karena pernyataan saudaranya yang juga di bina di madrasah nubuwwah.
Jika kemarin ia direndahkan karena ia berada di tengah komunitas manusia yang tak tunduk pada Allah, tak percaya pada Rasulullah saw. Namun kini kalimat merendahkan itu datang dari saudaranya Abu Dzar...
Itulah sebabnya ia mantap mengadu pada Rasulullah saw... Bahwa Abu Dzar telah menghinanya...
Pengaduan itu akhirnya menyebabkan kemarahan Rasulullah saw. Dan sama kita ketahui akhirnya Abu Dzar begitu menyesalnya dan meminta Bilal untuk menginjak wajahnya.
****
Ya
Bilal ra hanya senyum dan mengatakan "aku memaafkanmu!" Dia sudah merasakan betapa tak menyenangkan hidup dalam perbudakan manusia. Ia sudah cukup lega. Bahwa Abu Dzar ra hanya sedikit lalai... Bahwa antara dia dan Abu Dzar tidak lagi ada perbedaan kemuliaan. 
Antara dia dan Abu Dzar ra hanya  ada cinta dan ia tidak mau membiarkan cinta itu dirusak oleh kesombongan jahiliyyah. Antara dia dan Abu Dzar ra tidak boleh lagi mengira diri lebih ....
Antara dia dan Abu Dzar hanya di bedakan oleh kelas ketaqwaan di hadapan Allah.
Antara dia dan Abu Dzar hanyalah hamba-hamba hina di hadapan Allah yang telah dimuliakan dengan karunia Islam dan harus disyukuri dengan menjadi muslim total.
****
H Abdul Latif Khan
® Rumah Dakwah Indonesia
=======================================
ARTIKEL 15 APRIL 2015

Assalaamu'alaik um warohmatullohi wabarokaatuh 
Mungkin banyak yang sudah melupakan buku Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam karya Buya Hamka. Buku itu memang tipis saja, nampak tidak sebanding dengan koleksi masif seperti Tafsir Al Azhar, namun tipisnya buku tidak identik dengan kurangnya isi, apalagi pendeknya visi. Sesuai judulnya, buku tersebut membahas masalah-masalah seputar ghirah dengan bercermin pada kasus-kasus yang terjadi di Indonesia. Meskipun buku ini diterbitkan pada awal tahun 1980-an, pada kenyataannya masih banyak pelajaran yang dapat kita ambil untuk dipraktekkan dalam kehidupan di masa kini. 
Buya Hamka memulai uraiannya dengan sebuah kasus yang dijumpainya di Medan pada tahun 1938. Seorang pemuda ditangkap karena membunuh seorang pemuda lain yang telah berbuat tidak senonoh dengan saudara perempuannya. Sang pemuda pembunuh itu pun dihukum 15 tahun penjara. Akan tetapi, tidak sebagaimana narapidana pada umumnya, sang pemuda menerima hukuman dengan kepala tegak, bahkan penuh kebanggaan. Menurutnya, 15 tahun di penjara karena membela kehormatan keluarga jauh lebih mulia daripada hidup bebas 15 tahun dalam keadaan membiarakan saudara perempuannya berbuat hina dengan orang. 
Dalam sejarah peradaban Indonesia, suku-suku lain pun memiliki semangat yang tidak kalah tingginya dalam menebus kehormatan. Menurut Hamka, bangsa-bangsa Barat sudah lama mengetahui sifat ini. Mereka telah berkali-kali dikejutkan dengan ringannya tangan orang Bugis untuk membunuh orang kalau kehormatannya disinggung. Demikian pula orang Madura, jika dipenjara karena membela kehormatan diri, setelah bebas dari penjara ia akan disambut oleh keluarganya, dibelikan pakaian baru dan sebagainya. Orang Melayu pun dikenal gagah perkasa kalau sampai harga dirinya disinggung. Bila malu telah ditebus, biasanya mereka akan menyerahkan diri pada polisi dan menerima hukuman yang dijatuhkan dengan baik. 
Di masa lalu, anak-anak perempuan di ranah Minang betul-betul dijaga. Para pemuda biasa tidur di surau untuk menjaga kampung, salah satunya untuk menjaga agar anak-anak gadis tidak terjerumus dalam perbuatan atau pergaulan yang menodai kehormatan kampung. Pergaulan antara lelaki dan perempuan dibolehkan, namun ada batas-batas tegas yang jangan sampai dilanggar. Kalau ada minat, boleh disampaikan langsung kepada orang tua. 
Di jaman Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. dulu pernah ada juga kejadian dahsyat yang berawal dari suatu peristiwa (yang mungkin dianggap) kecil saja. Seorang perempuan datang membawa perhiasannya ke seorang tukang sepuh Yahudi dari kalangan Bani Qainuqa’. Selagi tukang sepuh itu bekerja, ia duduk menunggu. Datanglah sekelompok orang Yahudi meminta perempuan itu membuka penutup mukanya, namun ia menolak. Tanpa sepengetahuanny a, si tukang sepuh diam-diam menyangkutkan pakaiannya, sehingga auratnya terbuka ketika ia berdiri. Jeritan sang Muslimah, yang dilatari oleh suara tawa orang-orang Yahudi tadi, terdengar oleh seorang pemuda Muslim. Sang pemuda dengan sigap membunuh si tukang sepuh, kemudian ia pun dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Perbuatan yang mungkin pada awalnya dianggap sebagai candaan saja, dianggap sebagai sebuah insiden serius oleh kaum Muslimin. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. pun langsung memerintahkan pengepungan kepada Bani Qainuqa’ sampai mereka menyerah dan semuanya diusir dari kota Madinah. 
Itulah ghirah, yang diterjemahkan oleh Buya Hamka sebagai “kecemburuan”. 
Penjajahan kolonial di Indonesia membawa masuk pengaruh Barat dalam pergaulan muda-mudi bangsa Indonesia. Pergaulan lelaki dan perempuan menjadi semakin bebas, sejalan dengan masifnya serbuan film-film Barat. Batas aurat semakin berkurang, sedangkan kaum perempuan bebas bekerja di kantor-kantor. Demi karir, mereka rela diwajibkan berpakaian minim, sedangkan keluarganya pun merasa terhormat jika mereka punya karir, tidak peduli bagaimana caranya. Tidak ada lagi kecemburuan. 
Tidak ada yang boleh marah melihat anak perempuannya digandeng pemuda yang entah dari mana datangnya. Suami harus lapang dada kalau istrinya pergi bekerja dengan standar berpakaian yang jauh dari syariat, karena itulah yang disebut “tuntutan pekerjaan”. 
Sesungguhnya ghirah itu merupakan bagian dari ajaran agama. Pemuda Muslim yang membela saudarinya dari gangguan orang-orang Yahudi Bani Qainuqa’ menjawab jerit tangisnya karena adanya ikatan aqidah yang begitu kuat. Menghina seorang Muslimah sama dengan merendahkan umat Islam secara keseluruhan. 
Ghirah adalah konsekuensi iman itu sendiri. Orang yang beriman akan tersinggung jika agamanya dihina, bahkan agamanya itu akan didahulukan daripada keselamatan dirinya sendiri. Bangsa-bangsa penjajah pun telah mengerti tabiat umat Islam yang semacam ini. Perlahan-lahan, dikulitinyalah ghirah umat. Jika rasa cemburunya sudah lenyap, sirnalah perlawanannya. 
Buya Hamka mengkritik keras umat Muslim yang memuji-muji Mahatma Gandhi tanpa pengetahuan yang memadai. Gandhi memang dikenal luas sebagai tokoh perdamaian yang menganjurkan sikap saling menghormati di antara umat beragama, bahkan ia pernah mengatakan bahwa semua agama dihormati sebagaimana agamanya sendiri. Pada kenyataannya, Gandhi berkali-kali membujuk orang-orang dekatnya yang telah beralih kepada agama Islam agar kembali memeluk agama Hindu. Kalau tidak dituruti keinginannya, Gandhi rela mogok makan. Itulah sikap sejatinya, yang begitu cemburu pada Islam, sehingga tidak menginginkan Islam bangkit, apalagi memperoleh kemerdekaan dengan berdirinya negara Pakistan. 
Dua dasawarsa lebih berlalu dari wafatnya Hamka, nyatalah bahwa hilangnya ghirah adalah salah satu masalah terbesar yang menggerogoti umat Islam di Indonesia. Sekarang, orang tua pun rela menyokong habis-habisan anak perempuannya untuk menjadi mangsa dunia hiburan. Para ibu mendampingi putri-putrinya mendaftarkan diri di kontes-kontes model dan kecantikan, yang sebenarnya hanya nama samaran dari kontes mengobral aurat. 
Kalau kepada putri sendiri sudah lenyap kepeduliannya, kepada agamanya pun begitu. Makanan fast food dikejar karena prestise, tak peduli keuntungannya melayang ke Israel untuk dibelikan sebutir peluru yang akhirnya bersarang di kepala seorang bayi di Palestina. Kalau dulu seluruh kekuatan militer umat Islam dikerahkan untuk mengepung Bani Qainuqa’ hanya karena satu Muslimah dihina oleh tukang sepuh, maka kini jutaan perempuan Muslimah diperkosa, jutaan kepala bayi diremukkan dan jutaan pemuda dibunuh, namun tak ada satu angkatan bersenjata pun yang datang menolong. 
Luar biasa generasi anak-cucu Buya Hamka, karena mereka telah benar-benar mati rasa dengan agamanya sendiri. Ketika anak-anak muda dibombardir dengan pornografi, maka umatlah yang dipaksa diam dengan alasan kebebasan berekspresi. Tari-tarian erotis digelar sampai ke kampung-kampung yang penduduknya tak punya cukup nasi di dapurnya, hingga yang terpikir oleh mereka hanya jalan-jalan yang serba pintas. Ramai orang mengaku nabi, sementara para pemuka masyarakat justru menyuruh umat Islam untuk berlapang dada saja. Padahal yang mengaku-ngaku nabi ini ajarannya tidak jauh berbeda: syariat direndahkan, kewajiban-kewaj iban dihapuskan, para pengikut disuruh mengumpulkan uang tanpa peduli caranya, orang lain dikafirkan, bahkan para pengikutnya yang perempuan disuruh memberikan kehormatannya pada sang nabi palsu. Atas nama Hak Asasi Manusia, umat disuruh rela berbagi nama Islam dengan para pemuja syahwat. 
Atas nama toleransi, dulu umat Islam digugat karena penjelasan untuk Surah Al-Ikhlash dalam buku pelajaran agama Islam dianggap melecehkan doktrin trinitas. Kini, atas nama pluralisme, umat Islam dipaksa untuk mengakui bahwa semua agama itu sama-sama baik, sama-sama benar, dan semua bisa masuk surga melalui agamanya masing-masing. Maka pantaslah bagi kita untuk merenungkan kembali pesan Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar ketika menjelaskan makna dari ayat ke-9 dalam Surah Al-Mumtahanah: 
...orang yang mengaku dirinya seorang Islam tetapi dia berkata; “Bagi saya segala agama itu adalah sama saja, karena sama-sama baik tujuannya.” Orang yang berkata begini nyatalah bahwa tidak ada agama yang mengisi hatinya. Kalau dia mengatakan dirinya Islam, maka perkataannya itu tidak sesuai dengan kenyataannya. Karena bagi orang Islam sejati, agama yang sebenarnya itu hanya Islam. 
"Kecemburuan adalah konsekuensi logis dari cinta. Tak ada cemburu, mustahil ada cinta." 
Dan apabila Ghirah telah tak ada lagi, ucapkanlah takbir empat kali ke dalam tubuh ummat Islam itu. Kocongkan kain kafannya lalu masukkan ke dalam keranda dan hantarkan ke kuburan. (Buya Hamka) 
Wassalaamu'alai kum warohmatullohi wabarokaatuh 
“Wahai yang bersemangat lemah, sesungguhnya jalan ini padanya Nuh menjadi tua, Yahya dibunuh, Zakariya digergaji, Ibrahim dilemparkan ke api yang membara, dan Muhammad disiksa, dan engkau menginginkan Islam yang mudah, yang mendatangi kedua kakimu?” ~ Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Dikutip dari tulisan 
Ustz Akmal S. Jafri
http://www.islamedia.co/2
®Rumah Dakwah Indonesia
================================================

Dua dasawarsa lebih berlalu dari wafatnya Hamka, nyatalah bahwa hilangnya ghirah adalah salah satu masalah terbesar yang menggerogoti umat Islam di Indonesia. Sekarang, orang tua pun rela menyokong habis-habisan anak perempuannya untuk menjadi mangsa dunia hiburan. Para ibu mendampingi putri-putrinya mendaftarkan diri di kontes-kontes model dan kecantikan, yang sebenarnya hanya nama samaran dari kontes mengobral aurat. 
Kalau kepada putri sendiri sudah lenyap kepeduliannya, kepada agamanya pun begitu. Makanan fast food dikejar karena prestise, tak peduli keuntungannya melayang ke Israel untuk dibelikan sebutir peluru yang akhirnya bersarang di kepala seorang bayi di Palestina. Kalau dulu seluruh kekuatan militer umat Islam dikerahkan untuk mengepung Bani Qainuqa’ hanya karena satu Muslimah dihina oleh tukang sepuh, maka kini jutaan perempuan Muslimah diperkosa, jutaan kepala bayi diremukkan dan jutaan pemuda dibunuh, namun tak ada satu angkatan bersenjata pun yang datang menolong. 
Luar biasa generasi anak-cucu Buya Hamka, karena mereka telah benar-benar mati rasa dengan agamanya sendiri. Ketika anak-anak muda dibombardir dengan pornografi, maka umatlah yang dipaksa diam dengan alasan kebebasan berekspresi. Tari-tarian erotis digelar sampai ke kampung-kampung yang penduduknya tak punya cukup nasi di dapurnya, hingga yang terpikir oleh mereka hanya jalan-jalan yang serba pintas. Ramai orang mengaku nabi, sementara para pemuka masyarakat justru menyuruh umat Islam untuk berlapang dada saja. Padahal yang mengaku-ngaku nabi ini ajarannya tidak jauh berbeda: syariat direndahkan, kewajiban-kewaj iban dihapuskan, para pengikut disuruh mengumpulkan uang tanpa peduli caranya, orang lain dikafirkan, bahkan para pengikutnya yang perempuan disuruh memberikan kehormatannya pada sang nabi palsu. Atas nama Hak Asasi Manusia, umat disuruh rela berbagi nama Islam dengan para pemuja syahwat. 
Atas nama toleransi, dulu umat Islam digugat karena penjelasan untuk Surah Al-Ikhlash dalam buku pelajaran agama Islam dianggap melecehkan doktrin trinitas. Kini, atas nama pluralisme, umat Islam dipaksa untuk mengakui bahwa semua agama itu sama-sama baik, sama-sama benar, dan semua bisa masuk surga melalui agamanya masing-masing. Maka pantaslah bagi kita untuk merenungkan kembali pesan Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar ketika menjelaskan makna dari ayat ke-9 dalam Surah Al-Mumtahanah: 
...orang yang mengaku dirinya seorang Islam tetapi dia berkata; “Bagi saya segala agama itu adalah sama saja, karena sama-sama baik tujuannya.” Orang yang berkata begini nyatalah bahwa tidak ada agama yang mengisi hatinya. Kalau dia mengatakan dirinya Islam, maka perkataannya itu tidak sesuai dengan kenyataannya. Karena bagi orang Islam sejati, agama yang sebenarnya itu hanya Islam. 
"Kecemburuan adalah konsekuensi logis dari cinta. Tak ada cemburu, mustahil ada cinta." 
Dan apabila Ghirah telah tak ada lagi, ucapkanlah takbir empat kali ke dalam tubuh ummat Islam itu. Kocongkan kain kafannya lalu masukkan ke dalam keranda dan hantarkan ke kuburan. (Buya Hamka) 
Wassalaamu'alai kum warohmatullohi wabarokaatuh 
“Wahai yang bersemangat lemah, sesungguhnya jalan ini padanya Nuh menjadi tua, Yahya dibunuh, Zakariya digergaji, Ibrahim dilemparkan ke api yang membara, dan Muhammad disiksa, dan engkau menginginkan Islam yang mudah, yang mendatangi kedua kakimu?” ~ Ibnu Qayyim al-Jauziyah ~ 
(DR. Agus Setiawan)
®Rumah Dakwah Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar